Rabu, 21 Oktober 2009

EUTROFIKASI DALAM DANAU

Secara alamiah logam berat dikandung oleh berbagai mineral dalam berbagai batuan penyusun kerak bumi. Proses alamiah lain yang mungkin menyebarkan logam berat adalah proses vulkanik. Manusia adalah makhluk yang paling bertanggung jawab terhadap peningkatan mobilisasi, perpindahan dan akumulasi logam berat di lingkungan. Melalui berbagai kegiatan industri misalnya logam berat masuk ke atmosfer, tanah, dan perairan melebihi kemampuan alamiah untuk memprosesnya. Bahan – bahan demikian dikenal sebagai bahan Xanbiotik atau Antropogenik. Logam berat tersebut masuk ke ekosistem tanah dalam bentuk organik maupun anorganik. Kegiatan pertanian berpeluang memberikan andil terhadap polusi logam berat, karena berbagai bahan untuk kegiatan pertanian mengandung logam berat, contohnya seperti herbisida, fungisida, insektisida, pupuk fosfat,dsb.
Berbagai factor lingkungan berpengaruh terhadap logam berat. Factor – factor tersebut adalah : keasaman tanah, bahan organic, suhu, tekstur, mineral, dan kadar unsur lain.
Eutrofikasi merupakan problem lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah fosfat (PO43-), khususnya dalam ekosistem air tawar. Definisi dasarnya adalah pencemaran air yang disebabkan oleh munculnya nutrient yang berlebihan ke dalam ekosistem air. Air dikatakan eutrofik jika konsentrasi total phosphorus (TP) dalam air berada dalam rentang 35-100 µg/L. Sejatinya, eutrofikasi merupakan sebuah proses alamiah di mana danau mengalami penuaan secara bertahap dan menjadi lebih produktif bagi tumbuhnya biomassa.
Kondisi eutrofik sangat memungkinkan alga, tumbuhan air berukuran mikro, untuk tumbuh berkembang biak dengan pesat (blooming) akibat ketersediaan fosfat yang berlebihan serta kondisi lain yang memadai. Hal ini bisa dikenali dengan warna air yang menjadi kehijauan, berbau tak sedap, dan kekeruhannya yang menjadi semakin meningkat. Banyaknya eceng gondok yang bertebaran di rawa-rawa dan danau-danau juga disebabkan fosfat yang sangat berlebihan ini. Akibatnya, kualitas air di banyak ekosistem air menjadi sangat menurun. Rendahnya konsentrasi oksigen terlarut, bahkan sampai batas nol, menyebabkan makhluk hidup air seperti ikan dan spesies lainnya tidak bisa tumbuh dengan baik sehingga akhirnya mati. Hilangnya ikan dan hewan lainnya dalam mata rantai ekosistem air menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem air. Permasalahan lainnya, cyanobacteria (blue-green algae) diketahui mengandung toksin sehingga membawa risiko kesehatan bagi manusia dan hewan. Algae bloom juga menyebabkan hilangnya nilai konservasi, estetika, rekreasional, dan pariwisata sehingga dibutuhkan biaya sosial dan ekonomi yang tidak sedikit untuk mengatasinya.
Menurut Morse et al 1993 (The Economic and Environment Impact of Phosphorus Removal from Wastewater in the European Community), fosfat yang masuk ke permukaan air, 10 persen berasal dari proses alamiah di lingkungan air itu sendiri (background source), 7 persen dari industri, 11 persen dari detergen, 17 persen dari pupuk pertanian, 23 persen dari limbah manusia, dan yang terbesar 32 persen dari limbah peternakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong dikomentarin yea... buat masukan ke depannya